Lelaki
sama halnya dengan perempuan; jika terlanjur jatuh dan mencinta, sangat sulit
untuk lupa; jika terlampau banyak memintal rasa, sangat sulit untuk mendua.
Perlu dicatat bahwa sememangnya lelaki
terlahir dengan keadaan kehilangan; sedangkan perempuan terlahir dengan utuh
meskipun satu bagian. Seiring waktu, ada dari mereka yang mencari dengan
bermodal peta dari Tuhan -yaitu Quran-; sebagian lain mencuri karena bisikkan
setan -yaitu pacaran-
Lelaki pada dasarnya perlu untuk merasa
dibutuhkan; sedangkan perempuan merasa perlu untuk dicintai. Bersebab itu,
muncullah suatu simpulan penelitian bahwa lelaki cenderung lebih banyak
menggunakan logika; sedangkan perempuan cenderung lebih banyak menggunakan
perasaan.
“Lelaki mengambil resiko dengan berani
ditolak; sedangkan perempuan dengan menunggu” (Adnan Dede Haris/Kaskus).
Jika suatu saat gen perjuangan dari lelaki
bertemu dengan gen cinta dari perempuan, dan melaksanakan satu perjanjian, maka
lengkap sudah bagian dari lelaki yang Tuhan hilangkan, sang rusuk.
Jika suatu saat logika sang lelaki bertemu
dengan perasaan si perempuan, maka jadilah perasaan yang berlogika; atau logika
yang berperasaan. Terserah.
Sumber : http://tausiyahku.com/berbeda-untuk-bersama