Dana | Am_Am | Arga

Laki-laki, 20 tahun

Malang, Indonesia

Terkadang pelajaran itu tidak didapat dari diri sendiri, namun dari pengalaman orang lain, sehingga kita dapat merenung pada diri sendiri untuk menjadi orang dewasa dan punya masa depan yang cerah seperti dirinya yang kita sayang.
::
Start
Ardboy Corporation
Shutdown

Navbar3

Search This Blog

Friday, 18 October 2013

Aplikasi Teori Undifinite (∞) pada Besar Kecilnya Harapan Seseorang




Sebelumnya mohon maaf kalau ada salah penulisan atau teori, karena saya masih belajar. Kalau ingin memberi saran bisa komentar di bawah. Oke selamat membaca...

Harapan sering kali membawa kita kepada hal yang kita inginkan menjadi kenyataan. Tetapi sebenarnya tidak semua harapan dapat kita jadikan kenyataan. Nanti akan saya jelaskan

Sewaktu aku belajar mata kuliah Analisis Real beberapa hari yang lalu di sebuah ruangan yang berdiameter kira kira 6 x 5. Dengan AC yang selalu mengeluarkan udara sejuk, aku terinspirasi oleh kata-kata dosenku dari jurusan matematika di sebuah PTN di daerah Malang. “Memang aneh rasanya apabila kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita harapkan walaupun kita sudah berjuang keras, seperti bilangan undifinite ini”. Itu kata-kata yang saya rekam dalam otak yang berkapasitas ribuan Giga byte ini. Dari situ aku berfikir sejenak ...........
“Uh, begitu”, kataku setelah dosen jelasin panjang lebar. Akhirnya aku membuat artikel ini dengan menggabungkan beberapa teori yang ada dari buku-buku tebal yang ku baca di perpustakaan besar sambil baca-baca komik dikit. Hehe

Oke kembali ke teori, bahwasanya harapan itu tidak pernah sirna, harapan itu seperti lilin, mampu menghidupkan kembali sebuah lilin cinta yang mati, lilin harta yang habis, dan lilin kasih sayang yang meredup. Mungkin aku tidak bisa menjelaskan panjang lebar di sini, tetapi aku harap dari cerita yang aku tulis dibawah ini, pembaca mampu memahami maksud dari kata harapan.

Berikut ceritanya,
Ada sebuah cerita tentang seorang pedagang yang selalu menggenggam erat harapannya. Sepasang suami istri menggelar dagangannya di trotoar jalan. Saat itu petang turun terburu-buru. Lampu jalan tak cukup terang menerangi dagangan mereka. Di kanan kiri tumpukan puing-puing bongkaran pasar mengepung. Di depan berlalu lalang kendaraan dengan langkah cepat. Siapa pula yang tertarik membeli? Namun, mereka berdua silih berganti menyapa dan menawarkan dagangan. Kaos anak warna-warni, kaos kaki sepasang sebungkus tiga, rok kecil, dan entah apalagi. Lalu seseorang bertanya, “ wahai suami istri pedagang, mengapa kalian yakin ada yang membeli dagangan itu. Bagaimana kalian bisa menjajakan barang di tempat remang-remang dan riuh seperti ini?”

“kami tak kehilangan harapan,” begitu jawabnya. “Itulah satu-satunya kekuatan kami. Kami tak tahu apa dan bagaimana membesarkan usaha ini, namun kami tahu harapan takkan pernah meninggalkan mereka yang menggenggamnya.” Jadi, berterima kasihlah pada orang-orang kecil yang memberikan teladan dan menebarkan harapan perbaikan hidup pada kita. Mereka tiang penyangga yang menahan langit dari keruntuhan. Mereka peredup terik mentari kehidupan yang ada kalanya terasa panas membakar.
Dari cerita diatas, aku harap pembaca tau apa itu harapan, kalo nggak tau ya googling ajalah, hehe. Kembali ke teori yang kedua yaitu satu bilangan yang disebut undifinite disimbolkan dengan (∞).  Dalam dunia matematika undifinite itu berarti banyak sekali sampai tidak bisa terhitung dan dinamakan undifinite. Berikut penjelasan teorinya secara matematis yang akan mengarah kepada satu harapan,
Diketahui bahwa :

1/∞=0

karena 1/0

Atau

1/0 =∞ (kalau nggak percaya hitung pakai kalkulator)

Nah, dari konsep diatas didapat bahwa satu dibagi dengan nol sama dengan bilangan yang jumlahnya banyak sekali sampai tak terhitung. Itu berarti kalau diaplikasikan satu itu sama dengan saya, atau kamu yang berjumlah satu. Lalu nol itu harapan kita, dan ∞ atau undifinite itu banyaknya harapan yang kita dapat. Maka kesimpulannya, kalau kita tidak mengharap apa-apa dariNya, kita akan diberi jalan untuk meraih harapan yang tiada terhitung tersebut.
Tetapi apabila kita berharap sedemikian besar. Example :

1/1000000=0,000001 

Penjelasannya,
Apabila kita mempunyai sejuta harapan (1000000) maka kita hanya akan mempunyai peluang yang sangat sedikit sekali (0,000001) untuk mendapatkan harapan itu.

Bagaimana ? bisa dimengerti kan,sekarang sebagai contoh yaitu suatu perasaan seseorang. Apabila kita mempunyai perasaan terhadap seseorang, dan perasaan itu sangat berlebihan maka jangan harap kamu akan mendapatkan orang yang kamu sayangi atau cintai seperti konsep diatas.
Jadi kesimpulannya, aku cuma mau bilang kalau berharap lebih itu boleh saja, asalkan tidak berlebihan. Karena Tuhan selalu memberi sesuai batas kemampuan kita, tidak lebih. Dan juga Tuhan selalu memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan.

>> Kata Bijak hari ini ;
>> Disp (‘setiap pria dan wanita yang sukses adalah pemimpi-pemimpi besar. Mereka berimajinasi tentang masa depan mereka, berbuat sebaik mungkin dalam setiap hal, dan bekerja setiap hari menuju visi jauh ke depan yang menjadi tujuan mereka. Brian Tracy’);
>> End;


0 comments: